Posts

Closing or Helping?

 "Sar, besok ada waktu ga? Ngopi yuk, ada yang pengen gua omongin nih." Tiba-tiba terima pesan ini di WA saya dari seorang teman yang sudah lama banget ga ketemu. Alih-alih merasa senang, saya malah merasa sedikit curiga, kenapa nih mau ketemuan, jangan-jangan mau nawarin asuransi atau produk multilevel marketing.  Perasaan jadi nano-nano, di satu sisi senang karena bisa ketemu lagi dengan teman lama, tapi di sisi lain muncul rasa enggan juga, kalau-kalau si teman lama ajak ketemuan hanya untuk 'closing-in' kita.  Mengapa ada stigma yang seperti ini?  Bukan tanpa sebab, justru saya pernah 'terjebak' beberapa kali di situasi yang seperti ini, yang pada akhirnya membeli produk karena merasa tidak enak atau karena merasa terpojok.  Biasanya penawaran diakhiri dengan pertanyaan yang cukup menyudutkan seperti, "Masa sih ga bisa investasi 1 juta per bulan demi masa depan?", "Ini cuma menyisihkan 30 ribu per hari loh, jadi kaya cuma ga beli ice coffeen...

Jenuh dengan Rutinitas

Jenuh dengan rutinitas? Mayoritas kegiatan kita pastinya adalah kegiatan rutin, dan sebenarnya tidak ada yang salah dengan rutinitas tersebut, bahkan rutinitas itu bisa diidentikkan dengan kebiasaan kita, rutin mandi, rutin merawat diri, rutin makan, rutin check up, dan lainnya, bukankah itu semua adalah rutinitas yang baik? Coba bayangkan kalau kita tidak rutin mandi ... euh .. !  Jadi masalahnya ada di rasa JENUH alias bosan.  Wajar sih, apalagi kalau kita sudah ada di usia matang, biasanya akan memiliki ritme yang lebih stabil. Tanggung jawab yang dipikul dan kedewasaan berpikir juga mendorong ke arah tesebut. Tidak seperti anak remaja yang baru akil balik atau muda mudi yang baru terjun ke dunia kerja, rasanya ingin mencoba segala hal yang baru tanpa peduli dengan konsekuensinya.  So, kita sepakat bahwa problem tidak terletak di kegiatan rutinnya, but we need to deal with the titik jenuh! Ada beberapa hal yang bisa kita coba lakukan untuk mengurangi kejenuhan.  L...